Alhamdulillah dan Puji Syukur kepada Tuhan YME atas waktu yang tersedia untuk kembali berkomunikasi dengan sobat Lavender sekalian. Ya setelah lebih kurang 3 kurang kami berjibaku dalam persiapan intensif SBMPTN 2015, SIMAK UI, dan Ujian-ujian Mandiri PTN lainnya, akhirnya waktu untuk menulis baru tersedia di akhir juli ini. Apalagi setelah segala kesibukan di Bimbel Lavender mereda, kesibukan di kampus pun dimulai. Dari mulai koreksi nilai UAS kakak-kakak mahasiswa, sidang skripsi mahasiswa yang mau lulus, proses kegiatan Audit Internal Akademik prodi-prodi fakultas, membimbing akademik, dll (maklum dosen), akhirnya semua kegiatan itu selesai juga.
Hasil ujian Seleksi PTN dari berbagai jalur selalu memberikan reaksi yang bermacam-macam. Ada yang bergembira dan sumringah karena diterima di PTN dan prodi yang diinginkannya, ada yang… yaaahhh lumayanlah diterima juga tapi tidak di jurusan yang jadi pilihan utamanya, dan ada juga yang bersedih atau kecewa karena belum diterima di PTN sama sekali. Hasil ujian PTN adalah separuh usaha dan separuh rizki Tuhan. Apapun hasilnya tetaplah tegak menatap masa depan, terutama bagi teman-teman yang belum beruntung diterima di PTN tahun ini.
Jangan bersedih, karena apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Tuhan dan sebaliknya apa yang buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Tuhan. Gagal masuk PTN tahun ini bukanlah akhir segalanya dan bukan berarti diterima di PTN adalah jaminan kesuksesan di masa depan. Perhatikan sekeliling anda atau kisah hidup orang-orang besar seperti Bob Sadino, Aa Gym, Andi F. Noya, Adam Malik, dan banyak lagi orang-orang lainnya, yang bisa sukses tanpa kuliah di PTN. Di sisi lain ada beberapa teman-teman saya yang kuliah di prodi-prodi terkemuka di UI dan di kemudian hari hidupnya bisa dikatakan biasa-biasa saja.
Bisa jadi memang kuliah di PTN belum ada di daftar rezeki kita tahun ini, sehingga biar dipaksakan bagaimanapun juga tetap saja tidak bisa, karena memang terkunci oleh Tuhan. Lalu mengapa Tuhan menguncinya? Karena boleh jadi bila diterima di PTN tersebut yang ada hanya mendatangkan keburukan bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Contoh; misalnya ada orang yang berminat jadi dokter tetapi mungkin orangnya mudah panik sehingga bisa membahayakan pasiennya, jika dia tetap menjadi dokter maka dapat membuat pasien celaka yang di kemudian hari akan mendatangkan tuntutan hukum bagi dirinya dan tentunya membuatnya jadi tambah panik yang berujung pada stres dan depresi. Mungkin si calon tidak tahu akan seperti itu, tetapi Tuhan tahu, itulah sebabnya Tuhan memutuskan tidak meluluskan si calon mahasiswa di jurusan kedokteran. Oleh sebab itu jangan bersedih bila belum diterima di PTN yang diinginkan, jalani saja kehidupan ini baik dan serahkan segala sesuatunya pada Tuhan. Seperti kata orang-orang tua kita dahulu “Gusti Allah mboten Sare” yang artinya Tuhan tidak tidur dan Dia selalu mengurus hamba-hambaNya dengan sebaik-baiknya.
Pun demikian sebaliknya, bila sudah sukses diterima kuliah di PTN tahun ini bukan berarti pasti sukses juga dalam kehidupan ke depannya. Lulus dari PTN ternama di masa sekarang ini bukan jaminan kesuksesan hidup. Oleh sebab itu adalah terlalu dini apabila menyamakan kesuksesan kuliah di PTN sama artinya dengan kesuksesan hidup. Namun demikian silakan teman-teman yang berhasil lulus untuk kuliah di PTN tahun ini bersyukur atas keberhasilannya diterima kuliah di PTN.
Kegagalan dan keberhasilan perlu dikelola dengan baik agar tidak menyimpang dari norma-norma kehidupan. Gagal diterima PTN memang terasa sedih dan menyakitkan, namun jangan terlalu bersedih, karena kita belum tahu skenario Tuhan atas diri kita ke depannya. Di sisi lain, berhasil diterima kuliah di PTN tidak dirayakan dengan berlebihan, karena lulusnya anda kuliah di PTN baru merupakan langkah awal menuju sukses (tapi bukan sukses kehidupan itu sendiri) sehingga jangan terlena dan segera bersiap-siap menghadapi “ketat”nya kuliah di PTN. Demikianlah, di akhir tulisan ini kami ucapkan “selamat” untuk teman-teman yang berhasil kuliah di PTN, sedangkan untuk teman-teman yang belum berhasil kuliah di PTN tahun 2015 ini kami ucapkan “sabarlah” kegagalan sesaat bukanlah akhir segalanya, bangkit, tegakkan kepalamu, perbaiki kekurangan yang ada dan bersiaplah untuk “pertandingan” selanjutnya. (GLP)